Model Pembelajaran Sains-Teknologi-Masyarakat


Yager (1992:20) mendefinisikan STS (Science Technology Society) atau Sains Teknologi Masyarakat sebagai belajar dan mengajar mengenai sains/teknologi dalam konteks pengalaman manusia. Yager mengutip NSTA (National Science Teachers Association) memerikan ciri-ciri khas pembelajaran dengan model STS. Beberapa ciri khas model  STS tersebut antara lain : 1) siswa mengidentifikasi masalah-masalah yang ada di daerahnya dan dampaknya, 2) menggunakan sumber-sumber setempat (nara sumber dan bahan-bahan) untuk memperoleh informasi yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah, 3) keterlibatan siswa secara aktif dalam mencari informasi yang dapat diterapkan untuk memecahkan masalah, 4) penekanan pada keterampilan proses sains, agar dapat digunakan oleh siswa dalam mencari solusi terhadap masalahnya, dan 5) sebagai perwujudan otonomi setiap individu dalam proses belajar.
Poedjiadi et.al, (1994:9) menyatakan bahwa “…STM menitikberatkan pada penyelesaian masalah dan proses berpikir yang melibatkan transfer jarak jauh, artinya menerapkan konsep yang diperoleh di sekolah pada situasi di luar sekolah, yaitu yang ada di masyarakat”. Selanjutnya Poedjiadi menjelaskan bahwa ciri utama model pembelajaran  STS/STM adalah dengan memunculkan isu sosial di awal pengajaran. Sebelum guru mengajar sudah memiliki isu yang sesuai dengan konsep yang akan diajarkan.
             Horsley, et.al, (1990:59) mengemukakan bahwa pembelajaran sains dan teknologi diperlukan agar konsisten dengan cara-cara para ahli dalam melakukan penyelidikan yang bersifat ilmiah dan teknologi. Model pembelajaran sains dan teknologi melibatkan siswa dalam kegiatan-kegiatan penyelidikan, mengkonstruksi makna yang mereka temukan, mengajukan penjelasan dan solusi yang masih tentatif, menelusuri kembali konsep-konsep, dan menilai konsep-konsep yang dijadikan rujukan. Model pembelajaran sains dan teknologi yang berorientasi pada konstrukstivisme dengan model STS yang diajukan oleh Horsley, et.al, (1990:59), Carin (1997:74), dan Yager (1992:15) meliputi empat tahap, yaitu tahap invitasi, tahap  eksplorasi, penemuan, dan penciptaan, tahap pengajuan penjelasan dan solusi, serta tahap pengambilan tindakan. Sedangkan Poedjiadi (1996:6,7) mengemukakan lima tahap pembelajaran dengan model  STM, yaitu meliputi : tahap apersepsi, inisiasi, invitasi atau eksplorasi; tahap pembentukan konsep; tahap aplikasi konsep untuk penyelesaian masalah; tahap pemantapan konsep, dan tahap evaluasi.
Tahapan pembelajaran sains dengan model STS menurut Carin (1997:74), Horsley et.al, (1990:59), dan Yager (1992:15) tersebut dapat diilustrasikan seperti bagan 2. berikut ini.