UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL KELAS DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI SDN 60 KOTA BENGKULU


Pendahuluan:
             Berdasarkan hasil wawancara dengan  beberapa guru SDN 60 Kota Bengkulu, menyatakan siswa-siswa mampu menghapal konsep-konsep, umpamanya menghapal definisi kalimat jenis-jenis kalimat, kata, dan imbuhan, namun kurang mampu untuk memberikan berbagai contoh kalimat dalam struktur yang sama, dan membedakan jenis-jenis kalimat.  Siswa juga kurang lancar dalam mengemukakan ide atau gagasannya.
             Ada pun penyebab kualitas pembelajaran BI yang belum optimal berdasarkan hasil observasi dan diskusi dengan para guru ketika PPL 2  tahun ajaran 2003-2004 berlangsung  tampaknya disebabkan beberapa hal antara lain: 1) Para guru kurang memanfaatkan media, 2) Para siswa kurang  dilibatkan secara aktif dan kreatif, 3) Contoh-Contoh kalimat yang digunakan tidak otentik, 4) Kompetensi terpisah-pisah, dan 5) Kurang aktif melatih siswa dalam berbicara.  
             Berdasarkan teori belajar bermakna Ausubel dalam Dahar (1996:100) dinyatakan bahwa materi pelajaran disajikan kepada siswa melalui penerimaan atau penemuan, dan belajar menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada, agar terwujud pembelajaran yang bermakna. 
             Pembelajaran bermakna dapat berlangsung jika didukung oleh berbagai komponen.  Soetomo (1983) menyatakan bahwa guru dalam interaksi belajar mengajar memegang peranan yang sangat menentukan, karena bagaimanapun kelengkapan komponen yang ada dalam PBM akhirnya tergantung kepada kemampuan guru dalam memanfaatkan komponen tersebut.
             Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan dalam menciptakan pembelajaran bermakna adalah dengan pendekatan kontekstual.  Pembelajaran berdasarkan pendekatan kontekstual akan membantu siswa untuk dapat memahami konsep materi ajar dengan mudah dan sekaligus memiliki keterampilan untuk mengimplementasikannya.
             Permasalahan pokok yang akan dikemukakan adalah, “Bagaimana Upaya Meningkatkan Pembelajaran BI di SDN 60 Kota bengkulu yang memanfaatkan Kelas Model dengan Pendekatan Kontekstual.” Sehubungan dengan permasalahan yang dikemukakan maka diperlukan perbaikan kualitas pembelajaran BI di SDN 60.    FKIP UNIB sebagai salah satu lembaga yang  menghasilkan guru melalui PGSD   membekali mahasiswa  agar menjadi guru yang profesional, dengan mengupayakan  berbagai sarana, antara lain sarana model kelas.   
             Pembelajaran berdasarkan pendekatan kontekstual adalah pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan.  Pembelajaran yang bermakna dapat berlangsung di  model kelas.  Sasongko menyatakan bahwa karakteristik kelas model adalah: 1) dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, menantang dan kontruktivistik, 2) Berinteraksi dengan lingkungan, 3) Merupakan sumber belajar, 4) Sebagai model dalam memberikan pengalaman langsung kepada aktivitas belajar murid.
             Secara garis besar langkah penerapan  pembelajaran kontekstual adalah:
1.       Pembelajaran harus dikemas menjadi proses ‘mengkonstruksi’ bukan menerima pengetahuan.  Siswa menjadi pusat kegiatan, bukan guru.
2.       Menemukan  pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil menemukan sendiri.
3.       Bertanya merupakan strategi utama dalam pembelajaran
4.       Pemodelan, dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu ada model yang bisa ditiru
5.       Refleksi, cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa yang sudah dilakukan di masa yang lalu.
6.       Kemajuan belajar dinilai dari proses, bukan melalui hasil (Nurhadi, 2002:10)
               
             Strategi penilaian yang cocok dengan pendekatan ini adalah:
1.      Penilaian kinerja yang dikembangkan untuk menguji kemampuan siswa dalam mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilannya pada berbagai situasi nyata dan konteks tertentu,
2.      Observasi sistematik yang bermanfaat untuk menyajikan informasi tentang dampak aktivitas pembelajaran terhadap sikap siswa,
3.      Portofolio, adalah koleksi dari berbagai keterampilan, ide, minat, dan keberhasilan atau prestasi siswa selama jangka waktu tertentu.  Jurnal Sains (Deppennas: 2002).

             Siswa perlu diberi peluang menyusun dan merangkaikan kalimat untuk berbagai keperluan komunikasi lisan dan tulisan (Purwo: 1997:15).  Selanjutnya Hartono (2002:7) menyatakan fungsi utama bahasa adalah alat komunikasi.  Komunikasi berlangsung dalam berbagai situasi dan konteks.  Oleh sebab itu siswa harus terampil menggunakan bahasa untuk berbagai keperluan ketika bersosialisasi dengan lingkungannya.
             Kualitas pembelajaran BI  dengan pendekatan kontekstual akan lebih optimal jika memanfaatkan model kelas.  Model kelas berfungsi sebagai media latihan mahasiswa mempraktikkan inovasi pembelajaran layaknya di kelas SD, sehingga murid SD mampu membangun pengetahuan sendiri tentang alam sekitarnya untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.  Pembelajaran dalam model kelas memberikan kemudahan bagi guru kelas dan murid SD memperoleh pengalaman langsung dari benda-benda konkrit. Lingkungan belajar model kelas sejalan dengan salah satu karakteristik pembelajaran berdasarkan pendekatan kontekstual yang diuraikan Nurhadi (2003: 9) yakni dapat dilaksanakan diberbagai tempat, setting, dan situasi.
             Tujuan khusus model kelas menurut Sasongko (2004:4) adalah:
a)       Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam menyediakan lingkungan kelas  yang mendukung proses pembelajaran,
b)      Sebagai model dalam memberikan pengalaman langsung pada aktivitas belajar murid SD
c)       Meningkatkan mutu lulusan calon guru SD yang memiliki pengalaman menciptakan kelas yang konstruktif dengan sudut-sudut bidang studi.

             Pemakai model kelas yakni: 1) Mahasiswa PGSD, 2) Dosen PGSD, 3) Guru SD, atau pihak lain yang berminat mengamati, mempelajari, atau memanfaatkan sebagai media pembelajaran.