PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UUSPN No. 22 Tahun 2003). Pada sekolah dasar, pendidikan berfungsi memberikan bekal dasar pengembangan kehidupan, baik kehidupan pribadi maupun masyarakat, mempersiapkan anak didik mengikuti pendidikan ketingkat menengah pertama serta membekali sikap, pengetahuan dan keterampilan dasar (Sardiman, 1988: 65).
Pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Menurut Winarni (2004: 132) belajar adalah perubahan tingkah laku dengan serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati, mendengar, dan sebagainya. Dalam belajar perlu aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar itu adalah berbuat learning by doing. Belajar akan lebih baik kalau siswa belajar mengalami atau melakukannya. Belajar adalah sebagai proses interaksi antara manusia dengan lingkungannya, siswa aktif belajar dengan segenap panca indera yang berperan.
Saat ini masih ada kegiatan pembelajaran di SD kelas I-III untuk setiap mata pelajaran dilakukan secara terpisah, misalnya IPA 2 jam pelajaran, IPS 2 jam pelajaran, dan Bahasa 2 jam pelajaran. Dalam pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara murni mata pelajaran yaitu hanya mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang berhubungan dengan mata pelajaran itu. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak yang masih melihat segala sesuatu sebagai suatu keutuhan (holistik), pembelajaran yang menyajikan mata pelajaran secara terpisah akan menyebabkan anak untuk berpikir holistic dan membuat kesulitan bagi peserta didik.
Pembelajaran tematik pada hakikatnya menekankan pada siswa baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep pada prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar. Pembelajaran tematik perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik sifatnya didesain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran, maupun sumber belajar belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan.
Kenyataan sekarang ini pelaksanaan pembelajaran tematik masih berfokus pada pembelajaran berbasis kelas. Menurut Roehmadi (dalam Dalifah, 2005) dalam praktik pembelajaran masih terjadi kesenjangan dalam proses belajar mengajar, diantaranya kemampuan profesional yang ditampilkan para guru dan bahan ajar yang dikembangkan masih tergantung pada buku-buku paket, tidak ada upaya untuk mengembangkan materi, minimnya penggunaan media alat peraga dan kurangnya memperhatikan kebutuhan siswa. Hal inilah yang mengakibatkan prestasi belajar siswa rendah.
Dalam proses pembelajaran tematik, salah satu hal yang prinsip yang perlu diperhatikan adalah tersedianya sumber belajar. Salah satu sumber belajar yang dekat dengan lingkungan anak yaitu kebun sekolah. Secara sederhana kebun sekolah adalah tempat yang dapat dijadikan sesuatu sarana pembelajaran untuk siswa, guru, orang tua, maupun masyarakat sekitar sekolah (Winarni, 2007: 2). Kebun sekolah merupakan tempat besar untuk pembelajaran dari semua mata pelajaran terutama pembelajaran tematik.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka masalah dalam penelitian ini yaiutu:
1. Apakah pembelajaran tematik dengan menggunakan kebun sekolah sebagai sumber belajar dapat meningkatkan kualitas proses belajar siswa kelas IIIA SD Negeri 74 Kota Bengkulu?
2. Apakah pembelajaran tematik dengan menggunakan kebun sekolah sebagai sumber belajar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IIIA SD Negeri 74 Kota Bengkulu?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui peningkatan kualitas proses belajar siswa kelas IIIA SD Negeri 24 Kota Bengkulu setelah menggunakan kebun sekolah sebagai sumber belajar dalam pembelajaran tematik.
2. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa kelas IIIA SD Negeri 24 Kota Bengkulu setelah menggunakan kebun sekolah sebagai sumber belajar dalam pembelajaran tematik
Manfaat Penelitian
Penelitian ini mempunyai manfaat yang cukup besar, baik bagi guru, siswa, sekolah, dan peneliti.
1. Manfaat bagi guru
a. Guru dapat mengatasi permasalahan yang muncul di dalam kelasnya, karena PTK berusaha mengatasi permasalahan melalui perbaikan-perbaikan yang berulang dan bersiklus sampai dicapai peningkatan kualitas proses dan hasil yang maksimal.
b. Dapat menambah rasa percaya diri guru sebagai tenaga profesional, karena selama pelaksanan PTK guru dapat menunjukkan kemampuan menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya dengan dengan mengupayakan kompetensi pedagogi, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
2. Manfaat bagi siswa
a. Siswa akan merasakan perbaikan kualitas proses pembelajaran, setidaknya dengan adanya PTK guru siswa akan merasakan aktifitas aktif, interaktif, kreatif, dan menyenangkan.
b. Akan meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Siswa akan memperoleh figur guru sebagai model, karena proses belajar yang enjoyable.
3. Manfaat bagi sekolah
a. Dengan guru ber-PTK maka akan meningkatkan pembelajaran yang akan meningkantkan kualitas mutu pendidikan.
b. Dapat menjadi masukan yang positif bagi sekolah yang dicerminkan dari peningkatan kualitas guru dalam ber-PTK.